top of page

Parenthood Support Group

Public·15 members

Contoh Makalah Kepemimpinan Filsafat Pesantren Zainul Hasan Genggong




Contoh Makalah Kepemimpinan Filsafat Pesantren Zainul Hasan Genggong


Contoh Makalah Kepemimpinan Filsafat Pesantren Zainul Hasan Genggong




Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki tradisi dan karakteristik tersendiri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan. Pesantren juga merupakan tempat pembinaan karakter dan moral bagi santri yang belajar dan tinggal di bawah bimbingan kiai. Salah satu pesantren yang terkenal di Indonesia adalah Pesantren Zainul Hasan Genggong yang berada di Probolinggo, Jawa Timur. Pesantren ini didirikan oleh KH. Zainul Hasan pada tahun 1919 dan diteruskan oleh putra-putranya, KH. Muhammad Hasan Saifourridzal dan KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah. Pesantren ini memiliki visi untuk melahirkan santri yang beriman, berilmu, beramal, dan berakhlak mulia.


Makalah ini akan membahas tentang kepemimpinan dan filsafat pesantren Zainul Hasan Genggong, khususnya pada masa kepemimpinan KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah yang saat ini menjabat sebagai pengasuh pesantren. Makalah ini akan menguraikan tentang latar belakang, konsep, strategi, dan implementasi kepemimpinan beliau dalam mengembangkan pesantren dan membentuk karakter santri. Makalah ini juga akan mengulas tentang nilai-nilai filosofis yang menjadi dasar pemikiran dan tindakan beliau dalam menjalankan roda pesantren.


Download: https://t.co/p2flN24Gp5


Latar Belakang




KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah lahir pada tanggal 10 Oktober 1958 di Probolinggo. Beliau adalah putra kedua dari KH. Muhammad Hasan Saifourridzal dan Nyai Hj. Siti Aminah. Beliau mendapatkan pendidikan formal di SDN Genggong I, SMPN 1 Pajarakan, SMAN 1 Pajarakan, dan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Beliau juga menempuh pendidikan nonformal di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Tebuireng Jombang, dan Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang.


Beliau mulai aktif mengajar di Pesantren Zainul Hasan Genggong sejak tahun 1978. Beliau mengajar berbagai mata pelajaran, seperti fiqih, ushul fiqih, tafsir, hadis, nahwu, shorof, balaghah, mantiq, tasawuf, akidah, tarikh, siyasah, adab, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, matematika, fisika, kimia, biologi, ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah, dan pancasila. Beliau juga menjadi pembina ekstrakurikuler seperti pramuka, PMR, olahraga, seni budaya, koperasi santri, rohis sekolah, majelis taklim remaja masjid al-hasanah genggong.


Beliau menjadi pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong sejak tahun 1994 setelah wafatnya ayahanda beliau. Beliau meneruskan visi dan misi ayahanda beliau dalam mengembangkan pesantren yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengamalan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran. Beliau juga melakukan berbagai inovasi dan pembaharuan dalam bidang kurikulum, sarana prasarana, sumber daya manusia, manajemen organisasi, kerjasama lintas lembaga, dan pemberdayaan masyarakat.


Konsep Kepemimpinan




Kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan memiliki beberapa unsur, yaitu pemimpin, pengikut, situasi, komunikasi, dan tujuan. Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang sesuai dengan tuntutan situasi dan tujuan yang ingin dicapai. Pengikut adalah orang-orang yang bersedia mengikuti arahan dan contoh dari pemimpin. Situasi adalah kondisi lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi proses kepemimpinan. Komunikasi adalah alat yang digunakan oleh pemimpin untuk menyampaikan visi, misi, strategi, dan tindakan kepada pengikut. Tujuan adalah hasil yang diharapkan dari proses kepemimpinan.


KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah memiliki konsep kepemimpinan yang bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah, dan tradisi pesantren. Beliau mengambil contoh dari kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang merupakan uswatun hasanah (teladan yang baik) bagi umat manusia. Beliau juga mengikuti jejak dari para ulama dan kiai terdahulu yang telah membina pesantren dengan penuh hikmah dan kearifan. Beliau menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan Islam, yaitu:



  • Taqwa: yaitu ketaatan dan ketundukan kepada Allah SWT dalam segala hal. Taqwa merupakan pondasi utama bagi seorang pemimpin untuk menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran.



  • Shiddiq: yaitu kebenaran dalam ucapan dan perbuatan. Shiddiq merupakan kriteria utama bagi seorang pemimpin untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas di mata pengikut.



  • Amanah: yaitu kesetiaan dalam menjaga dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Amanah merupakan tuntutan utama bagi seorang pemimpin untuk menunjukkan kinerja dan prestasi yang optimal.



  • Fathonah: yaitu kecerdasan dalam berfikir dan bertindak. Fathonah merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang tepat.



  • Tabligh: yaitu keterampilan dalam berkomunikasi dan menyampaikan pesan. Tabligh merupakan sarana utama bagi seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan membimbing pengikut.




Strategi Kepemimpinan




KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah menerapkan beberapa strategi kepemimpinan dalam mengelola pesantren dan membina santri, yaitu:



  • Transformasional: yaitu strategi yang bertujuan untuk mengubah sikap, perilaku, dan nilai-nilai pengikut sesuai dengan visi dan misi pemimpin. Strategi ini dilakukan dengan cara memberikan motivasi, inspirasi, dorongan, penghargaan, dan teladan kepada pengikut agar mereka bersemangat, berkomitmen, berinisiatif, berkreasi, dan berprestasi.



  • Demokratis: yaitu strategi yang bertujuan untuk melibatkan pengikut dalam proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengambilan keputusan. Strategi ini dilakukan dengan cara memberikan kesempatan, ruang, hak, tanggung jawab, dan kewenangan kepada pengikut agar mereka merasa dihargai, dihormati, dipercaya, diperhatikan, dan dipedulikan.



Implementasi Kepemimpinan




KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah telah menerapkan strategi-strategi kepemimpinan yang telah disebutkan di atas dalam berbagai bidang kegiatan pesantren, antara lain:


  • Bidang Kurikulum: Beliau telah melakukan penyempurnaan dan penyesuaian kurikulum pesantren dengan kurikulum nasional dan internasional. Beliau juga telah menambahkan mata pelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti bahasa asing, komputer, multimedia, robotik, astronomi, dan lain-lain. Beliau juga telah memberikan kebebasan kepada santri untuk memilih jurusan dan minat sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka.



  • Bidang Sarana Prasarana: Beliau telah membangun dan memperbaiki sarana prasarana pesantren yang mendukung proses belajar mengajar dan pengembangan potensi santri. Beliau juga telah menyediakan fasilitas yang lengkap dan modern, seperti laboratorium, perpustakaan, studio, gedung serbaguna, asrama, kantin, lapangan olahraga, masjid, dan lain-lain.



  • Bidang Sumber Daya Manusia: Beliau telah merekrut dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional di pesantren. Beliau juga telah memberikan pelatihan, bimbingan, supervisi, evaluasi, insentif, dan penghargaan kepada para ustadz, ustadzah, karyawan, dan karyawati pesantren. Beliau juga telah menciptakan suasana kerja yang harmonis, kolaboratif, dan produktif di pesantren.



  • Bidang Manajemen Organisasi: Beliau telah menyusun dan menjalankan sistem manajemen organisasi yang efektif dan efisien di pesantren. Beliau juga telah menetapkan visi, misi, tujuan, strategi, program, kebijakan, prosedur, anggaran, laporan, dan evaluasi pesantren. Beliau juga telah membentuk struktur organisasi yang jelas dan terpadu di pesantren.



  • Bidang Kerjasama Lintas Lembaga: Beliau telah menjalin dan mengembangkan kerjasama lintas lembaga dengan berbagai pihak yang terkait dengan pesantren. Beliau juga telah berpartisipasi dalam berbagai forum dan kegiatan yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional. Beliau juga telah membangun jejaring dan kemitraan dengan berbagai lembaga pendidikan, pemerintah, swasta, sosial, keagamaan, dan lain-lain.



  • Bidang Pemberdayaan Masyarakat: Beliau telah melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar pesantren dengan berbagai cara. Beliau juga telah memberikan bantuan sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan lain-lain kepada masyarakat. Beliau juga telah mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri maupun orang lain.



Here is the next part of the article: Nilai-nilai Filsafat Pesantren




Pesantren Zainul Hasan Genggong tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai filsafat yang menjadi landasan pemikiran dan tindakan bagi santri. Nilai-nilai filsafat pesantren ini bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah, dan tradisi pesantren. Nilai-nilai filsafat pesantren ini antara lain:


  • Tauhid: yaitu pengakuan dan pengesahan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan Muhammad SAW adalah utusan-Nya. Tauhid merupakan akar dari segala ilmu dan amal. Tauhid juga merupakan sumber dari segala kebahagiaan dan keselamatan.



  • Tawakal: yaitu penyerahan diri dan kepercayaan kepada Allah SWT dalam segala urusan. Tawakal merupakan buah dari tauhid. Tawakal juga merupakan sikap yang mengantarkan kepada ketenangan dan ketentraman.



  • Shalat: yaitu ibadah yang paling utama dan paling pokok bagi seorang muslim. Shalat merupakan tiang dari agama. Shalat juga merupakan sarana yang menghubungkan antara hamba dengan Tuhan.



Ilmu: yaitu peng


About

Welcome to the group! You can connect with other members, ge...
bottom of page